Makalah Anatomi Fisiologi sistem perkemihan
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Donny Richard mataputun
12114201100028
Program studi ilmu
keperawatan
Fakultas kesehatan
Universitas Kristen
indonsia maluku
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat , ridho dan hidayah dari – Nya lah sehingga
pada hari ini saya dapatmenyelesaikan makalah
saya ., yang telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang
seperti sekarang.
Saya
juga mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam penyelesaian makalah ini.
Saya
menyadari betul bahwa memang makalah
ini belum sempurna seutuhnya . Untuk itu
saya sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca guna untuk perbaikan
di masa yang akan datang.
Terakhir
pesan dari saya semoga makalah ini dapat
dipahami dan selanjutnya dapat di
manfaatkan di bidang pendidikan dan dunia kerja , serta bermanfaat untuk pembangunan kesehatan bangsa ini.
Ambon
, 15 Mey 2013
Penyusun
I
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR...................................................................................... I
DAFTAR ISI...................................................................................................... II
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3
Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1
Pengertian sistem perkemihan........................................................................ 3
2.2
Susunan sistem perkemihan........................................................................... 5
2.3 Transpor urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam
kandungan kemih........................................................................................... 26
2.4 Pengisian kandung kemih dan tonus dinding
kandung kemih :
Sistometrogram............................................................................................... 27
2.5 Proses miksi
(rangsangan berkemih )............................................................. 27
2.6 Perangsangan
atau penghambatan berkemih oleh otak................................. 28
2.7 Urine ( air
kemih ).......................................................................................... 29
2.8 Ciri – ciri
urine normal................................................................................... 33
ii
BAB III : PENUTUP
3.1
Kesimpulan.................................................................................................... 34
3.2 Saran.............................................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia, seperti makhluk hidup
lainnya, berusaha untuk mempertahankan homeostasis, yang berarti keseimbangan.
Otak dan organ tubuh lainnya bekerja sama untuk mengatur suhu tubuh, keasaman
darah, ketersediaan oksigen dan variabel lainnya. Mengingat bahwa organisme
hidup harus mengambil nutrisi dan air, satu fungsi homeostatis penting adalah
eliminasi, atau kemampuan untuk mengeluarkan bahan kimia dan cairan, sehingga
dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran ekskretoris dan
homeostatik penting.
Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara
normal bergantung pada pemeliharaan kosentrasi garam, asam, dan elektrolit lain
di lingkungan cairan internal. Kelangsungan hiduop sel juga bergantung pada
pengeluaran secara terus menerus zat-zat sisa metabolism toksik dan dihasilkan
oleh sel pada saat melakukan berbagai reaksi semi kelangsungan hidupnya.
Traktus urinarius merupakan system yang terdiri
dari organ-organ dan struktur-struktur yang menyalurkan urin dari ginjal ke
luar tubuh. Ginjal berperan penting mempertahankan homeostasis dengan mengatur
konsentrasi banyak konstituen plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan
mengeliminasi semua zat sisa metabolisme.
Sistem urin adalah bagian penting dari tubuh manusia yang
terutama bertanggung jawab untuk menyeimbangkan air dan elektrolit tertentu
seperti kalium dan natrium, membantu mengatur tekanan darah dan melepaskan
produk limbah yang disebut urea dari darah.
Sistem kemih
terdiri terutama pada ginjal, yang menyaring darah, sedangkan ureter, yang
bergerak urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih, yang menyimpan urin,
dan saluran kencing, urin keluar melalui tubuh.
Peran dari sistem
urin dengan yang biasa bagi kebanyakan orang adalah bahwa ekskresi; melalui air
seni, manusia membebaskan diri dari air tambahan dan bahan kimia dari aliran
darah. . Aspek penting lain dari sistem urin adalah kemampuannya untuk membedakan
antara senyawa dalam darah yang bermanfaat untuk tubuh dan harus dijaga,
seperti gula, dan senyawa dalam darah yang beracun dan harus dihilangkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Ada beberapa hal yang akan di bahas dalam makalah iniadalah sebagai
berikut :
1.Jelaskan pengertian sistem perkemihan ?
2.Apa saja susunan system perkemihan ?
3.Bagaimana proses miksi ( rangsangan berkemih ) ?
4.Jelaskan tentang
urine ?
1.3 TUJUAN
Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang ada pada rumusan masalah
di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan atau biasa juga
disebut Urinary System adalah suatu system kerjasama tubuh yang
memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan internal atau Homeostatis.
Fungsi lainnya adalah untuk membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan bayak fungsi lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
2.2 Susunan Sistem Perkemihan
Keterangan gambar :
1.Kemih sistem Manusia
10. Abdominal aorta
12. Hati
13. usus besar
14. Pelvis
1. Ginjal
Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium, di depan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar transversus abdominalis, kuadratus lumborum dan psoas mayor. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal. Disebelah posterior dilindungi oleh kosta dan otot-otot yang meliputi kosta, sedangkan dianterior dilindungi oleh bantaan usus yang tebal.
Pada orang dewasa ginjal panjangnya 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan ukuran tubuh. 95 % orang dewasa memiliki jarak antara katup ginjal antara 11-15 cm.
Perbedaan panjang dari kedua ginjal lebih dari 1,5
cm atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting karena kebanyakan
penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur. Permukaan anterior
dan posterior katup atas dan bawah serta pinggir lateral ginjal berbentuk
konveks sedangkan pinggir medialnya berbentuk konkaf karena adanya hilus.
Ada beberapa struktur yang masuk atau keluar dari
ginjal melalui hilus antara lain arteri dan vena renalis, saraf dan pembuluh
getah bening. Ginjal diliputi oleh suatu kapsula tribosa tipis mengkilat, yang
beriktan longgar dengan jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah
dari permukaan ginjal.
a. Bagian – Bagian Ginjal
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal (pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler – kapiler darah yang tersusun bergumpal – gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai bownman. Zat – zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman. Dari sini maka zat – zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.
2. Sumsum Ginjal (Medula)
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal. Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis, mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris – garis karena terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.
3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar. Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing – masing bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).
b. Fungsi Ginjal:
Ginjal berfungsi sebagai berikut :
1.Mengatur
volume air ( cairan ) dalam tubuh
.Kelebihan air dalam tubuh akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine ( kemih ) yang encer dalam
jumlah besar, kekurangan air ( kelebihan keringat ) menyebabkan urine yang di
eksresi berkurang dan konsentrasinya
lebih pekat sehingga susunan dan
volume cairan tubuh dapat dipertahankan relative normal.
2.Mengatur keseimbangan osmotic dan mempertahankan keseimbangan ion
yang optimal dalam plasma ( keseimbangan elektrolit ). Bila terjadi
pemasukan / pengeluaran yang abnormal ion
–ion akibat pemasukan garam yang berlebihan
/ penyakit perdarahan ( diare ,
muntah ) ginjal akan meningkatkan eksresi ion – ion yangpenting ( mis. Na , K ,
Cl , Ca dan fosfat )
3.Mengatur keseimbangan asam
basa cairan tubuh bergantung pada apa
yang dimakan, campuran makanan
menghasilkan urine yang bersifat agak asam , pH kurang dari 6 ini
disebabkan hasil akhir metabolisme
protein . Apabila banyak makan sayur –
sayuran , urine akan bersifat basa. pH
urine bervariasi antara 4 , 8 – 8,2 . Ginjal menyekreksi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4.Eksresi sisa hasil metabolisme ( ureum , asam urat ,
kreatinin ) zat – zat toksik , obat – obatan
, hasil metabolisme hemoglobin
dan bahan kimia asing (pestisida ).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme . Ginjal menyekresi hormone renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (system renin angiotensin aldesteron )
membentuk eritropoiesis mempunyai peranan
penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis ).
Peredaran Darah dan Persyarafan
Ginjal
Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Aorta abdominalis → ginjal
↓
Arteria renalis
↓ Arteri arkuata
↓ ↑
Arteria interlobaris → glomerulus → simpai bowmen → vena renalis → vena kava inferior
↓
Arteria renalis
↓ Arteri arkuata
↓ ↑
Arteria interlobaris → glomerulus → simpai bowmen → vena renalis → vena kava inferior
Persyarafan
Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari
fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah
yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan dengan pembuluh darah
yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal) terdapat di atas ginjal
yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan 2(dua) macam hormon
yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).
Persarafan ginjal : Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor).
SUPLAI DARAH
- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri Interiobaris yang mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara Korteks dan Medula.
- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan melewati Korteks.
- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk memberi Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk Vena Interlobaris.
- Arteri Renalis ð Percabangan Aorta Abdomen yang mensuplai masing-masing ginjal dan masuk ke Hilus melalui cabang Anterior dan Posterior.
- Cabang Anterior dan Posterior Arteri Renalis membentuk Arteri-arteri Interiobaris yang mengalir diantara Piramida Ginjal.
- Arteri Arkuarta ð Berasal dari Arteri Interlobaris pada area pertemuan antara Korteks dan Medula.
- Arteri Interlobaris ð Merupakan percabangan arteri arkuarta di sudut kanan dan melewati Korteks.
- Arteriol Aferen ð Berasal dari Arteri Interlobaris yang membentuk Glomerulus.
- Kapiler Peritubular ð Yang mengelilingi Tubulus Proksimal dan Distal untuk memberi Nutrien pada Tubulus.
- Kapiler Peritubuler mengalir kedalam Vena Korteks yang kemudian membentuk Vena Interlobaris.
NEFRON
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung
1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat
dibedakan dua jenis nefron:
- Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
- Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.
Bagian-bagian nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk
bola yang berasal dari arteriol afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol
efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut
dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang
melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler
glomerolus.
c. Tubulus, terbagi menjadi 3
yaitu:
1.Tubulus proksimal
Tubulus proksimal berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan-bahan dari cairan
tubuli dan mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.
2.Lengkung Henle
Lengkung henle membentuk lengkungan tajam berbentuk U. Terdiri dari pars
descendens yaitu bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula, dan pars
ascendens yaitu bagian yang naik kembali ke korteks. Bagian bawah dari lengkung
henle mempunyai dinding yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedangkan
bagian atas yang lebih tebal disebut segmen tebal.
Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus dan
sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. Selain itu, berperan penting dalam
mekanisme konsentrasi dan dilusi urin.
3.Tubulus distal
Berfungsi
dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu.
d. Duktus pengumpul (duktus
kolektifus)
Satu
duktus pengumpul mungkin menerima cairan dari delapan nefron yang berlainan.
Setiap duktus pengumpul terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan
isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.
Ada
3 hormon utama yang diproduksi oleh ginjal, yaitu :
1.
Renin – yaitu hormon
yang terkait dengan tekanan darah.
2.
Erythropoetin – yaitu
hormon yang membantu pembuatan sel darah merah. Penderita gagal ginjal biasanya
kekurangan sel darah merah (anemia) yang menyebabkan keletihan serta dapat
merusak hati, sehingga penderita biasanya membutuhkan injeksi erythropoetin.
3.
Calcitriol – yaitu hormon yang membantu
tubuh menyerap kalsium pada makanan. Tanpa bantuan hormon tersebut, tubuh akan
mengambil kalsium dari tulang yang mana untuk jangka panjang hal tersebut dapat
menyebabkan penyakit tulang.
2. Ureter
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron² simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica urinaria
Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior T11- L2 melalui neuron² simpatis.
Terdiri dari dua bagian :
– pars abdominalis
– pars pelvina
Tiga tempat penyempitan pada ureter :
– uretero- pelvic junction
– tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura marginalis
– muara ureter ke dalam vesica urinaria
Terdiri dari 2 saluran
pipa masing – masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
panjangnya ± 25 – 30 cm dengan penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan – gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Ureter pada laki – laki dan perempuan
Ureter
pada pria terdapat di
dalam visura seminalis atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi
oleh leksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di
dalam dinding vesika urinarai pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu
menembus vesika urineria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup
dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan
mencegah pengambilan urine dan vesika urinaria.
Ureter
pada wanita terdapat di
belakang fossa ovarika dan berjalan ke bagian medial ddan ke dapan bagian
lateral serviks uteri bagian atas , vagina untuk mencapai fundus vesika
urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri iterina sepanjang
2,5 cm dan sellanjutnya arteri ini menyilang ureter dan mmenuju ke atas di
antara lapisan ligamentum. Ureter mempuunyai 2 cm dari sisi.
Pembuluh darah ureter:
a. Arteri renalis
b. Arteri spermatika interna
c. Arteri hipogastrika
d. Arteri vesikalis inferior
Persarafan Ureter
Persarafan
ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, fleksus
spermatikus, dan pleksus pelvis sepertiga dari nervus vagus rantai eferens dan
nervus vagus rantai eferens dari nervus torakali ke-11 dan ke-12, nervus
lumbalis ke-1,dan nervuus vagus mempunyai rantai eferens untuk ureter .
3. Vesica Urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis.
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung berongga yang dapat diregangkan dasn volumenya dapat disesuaikan dengan mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikososngkan dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai reservoir urine (200 - 400 cc). Dindingnya mempunyai lapisan otot yang kuat. Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh seperti telur ( ovoid ). Apabila kosong seperti limas. Apex ( puncak ) vesica urinaria terletak di belakang symphysis pubis.
Bagian Vesica Urinaria :
• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
• Corpus
• Fundus
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:
• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner.
• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2.
• Apex: Dihubungkan ke cranial oleh urachus (sisa kantong allantois ) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan dengan ileum & colon sigmoideum
• Corpus
• Fundus
Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:
• Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.
• Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus & plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria. Disini terjadi sinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner.
• Serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju SSP
• Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus menuju medulla spinalis L1-2.
Fungsi vesica urinaria: (1) Sebagai tempat
penyimpanan urine, dan (2) mendorong urine keluar dari tubuh.
- PERSARAFAN KANDUNG KEMIH.
Persarafan utama kandung
kemih ialah nervus pelvikus, yang berhubungan dengan medulla spinalis melalui
pleksus sakralis, terutama berhunbungan dengan medulla spinalis segmen S2 dan
S3. Berjalan melalui nervus pelvikus ini adalah serat saraf motoik. Serat
sensorik mendeteksi derajat regangan pada dinding kandung kemih. Tanda – tanda regangan dari uretra posterior
bersifat sangat kuat dan terutama bertanggung jawab untuk mencetuskan refleks
yang menyebabkan kandung kemih.
Saraf motorik yang menjalar dalam nervus
pelvikus adalah serat para simpatis. Serat ini berakhir pada sel ganglion yang
terletak dalam dinding kandung kemih, saraf postganglion pendek kemudian
mempersarafi otot detrusor.
Selain nervus pelvikus, terdapat dua tipe
persarafan lain yang penting untuk fungsi kandumg kemih. Yang terpenting adalah
serat otot lurik yang berjalan melalui nervus pudendal menuju sfingter
eksternus kandung kemih, yang mempersarafi dan mengontrol otot lurik pada
sfingter. Selain itu kandung kemih juga menerima saraf simpatis dari rangkaian
simpatis melalui nervus hipogastrikus, terutama hubungan dengan segmen L2
medula spinalis. Serat simpatis ini mungkin terutama merangsang pembuluh darah
dan sedikit mempengaruhi kontraksi kandung kemih. Beberapa serat saraf sensorik
juga berjalan melalui saraf simpatis dan mungkin penting dalam menimbulkan
sensai rasa penuh dan pada beberapa keadaan rasa nyeri.
4. Urethra
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter, vesica urinaria.
Merupakan saluran keluar dari urin yang diekskresikan oleh tubuh melalui ginjal, ureter, vesica urinaria.
Uretra adalah
saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan
air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok – kelok melalui tengah – tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis panjangnya ± 20 cm.
Uretra pada laki – laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki – laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas, panjangnya ± 3 – 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.
2.3 Transpor
urin dari ginjal melalui ureter dan masuk ke dalam kandungan kemih
Urin yang keluar dari
kandungan kemih mempunyai komposisi utama yang sama dengan cairan yang keluar
dari duktus koligentes; tidak ada perubahan yang berarti pada komposisi urin
tersebut sejak mengalir melalui kaliks renalis dan ureter sampai kandung kemih.
Urin mengalir dari duktus
koligentes masuk ke kaliks renalis, meregangkan kaliks renalis dan meningkatkan
aktivitas pacemakernya, yang kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik
yang menyebar ke pelvis renalis dan kemudian turun sepanjang ureter dangan
demikian mendorong urin dari pelvis renalis ke arah kandung kemih. Dinding
ureter terdiri dari otot polos dan dipersafari oleh saraf simpatis dan
parasimpatis seperti juga neuron-neuron pada pleksus intramular dan serat-saraf
yang meluas diseluruh panjang ureter. Seperti hanya otot polos pada organ
viscera yang lain, kontraksi perislaltik pada ureter ditingkatkan oleh
perangsangan parasimpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis.
Ureter memasuki kandung
kemih menembus otot detrusor di daerah trigonum kandung kemih. Normalnya ureter berjalan secara oblique
sepanjang beberapa sentimeter menembus kandung kemih. Tonus normal dari otot
detrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter, dengan demikian
mencegah aliran balik urin dari kandung kemih waktu tekanan di kandung kemih.
Setiap gelombang peristaltic yang terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan
tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus kandung kemih membuka dan
memberi kesempatan kandung urin mengalir ke dalam kandung kemih.
Panjang ureter yang menembus kandung kemih kurang
dari normal, sehingga kontraksi kandung kemih tidak selalu menimbulkan
penutupan ureter secara sempurna. Akibatnya, sejumlah urin dalam kandung kemih
terdorong kembali ke dalam ureter ini disebut refluks vesikoureteral.
Refluks semacam ini dapat menyebabkan pembesaran ureter dan jika parah dapat
meningkatkan tekanan kaliks renalis dan struktur – struktur dan di medula
renalis, mengakibatkan kerusakan daerah ini.
2.4 Pengisian
kandung kemih dan tonus dinding kandung kemih : Sistometrogram
Perubahan tekanan intravesikular sewaktu kandung kemih terisi dengan
urin.pada saat tidak ada urin di dalam kandung kemih ,tekanan
intravesikuler,sekitar 0,tetapi setela terisi urin sebanyak 30 sampai 50
mililiter,tekanan meningkat menjadi 5sampai 10 sentimeter air.tambahan urin
sebanyak 200 sampai 300 mililiter hanya sedikit menambah peningkatan
tekanan,nilai tekanan yang konstan ini di sebabkan oleh tonus intrinsic pada
dinding kandung kemih sendii.bila urin yang terkumpul di dalam kandung kemih
lebih banyak dari 300 sampai 400 mililiter,akan menyebabkan peningkatan tekanan
secara cepat.
Punak tekanan dapat meningkat hanya
beberapa sentimeter air,atau mungkin meningkat hingga lebih dari 100 sentimeter
air.puncak tekanan ini disebut gelombang mikturisi
2.5 Proses Miksi
(Rangsangan Berkemih).
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus dihantarkan melalui serabut – serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf – saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf – saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin (kencing keluar terus – menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira – kira perbatasan ureter masuk kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.
Jadi,reflex mikturisi merupakan sebuah sikus yang lengkap yang terdiri
dari:
- Kenaikan tekanan secara cepat dan progresif
- Periode tekanan menetap
- Kembalinya tekanan kandung kemih ke nilai tonus basal.
2.6
Perangsangan atau penghambatan berkemih oleh otak.
Pusat – pusat ini antara lain:
- Pusat perangsang dan penghambat kuat dalam batang otak, terutama terletak di ponds, dan
- beberapa pusat yang terletak korteks serebral yang terutama bekerja penghambat tetapi dapat menjadi perangsang.
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab
terjadinya berkemih, tetapi pusat yang lebih tinggi normalnya memegang peranan
sebagai pengendali akhir dari berkenmih sebangai berikut:
- Pusat yang lebih tinggi menjaga secara parsial penghambatan refleks berkemih kecuali jika peristiwa berkemih dikehendaki.
- apusat yang lebih tinggi dapat mecegah berkemih, bahkan jika refleks berkemih timbul, dengan membuat kontraksi tonik terus menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapatkan waktu yang baik untuk berkemih.
- Jika tiba waktu berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat berkemih sacral untuk membantu untuk mencetuskan refleks berkemih dan dalam waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi.
Berkemih di bawah keinginan biasanya
tercetus dengan cara berikut: Pertama, seseorang secara sadar mengkontraksikan
otot – otot abdomennya, yang meningkatkan tekanan dalam kandung kemih dan
mengakibatkan urin ekstra memasuki leher kandung kemih dan uretra posterior di
bawah tekanan, sehingga meregangkan dindingnya.
2.7 Urine (Air Kemih)
Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
Mikturisi ( berkemih ) merupakan refleks yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat persarafan yang lebih tinggi dari manusia. Gerakannya oleh kontraksi otot abdominal yang menambah tekanan di dalam rongga dan berbagai organ yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tetapi berbeda sesuai dengan jumlah cairan yang masuk. Warnanya bening oranye, pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.
1. Sifat – sifat air kemih
- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Baerat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
- Jumlah eksresi dalam 24 jam ± 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat – obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.
- Baerat jenis 1.015 – 1.020.
- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).
2. Komposisi air kemih
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Komposisi air kemih :
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin, urobilin)
- Toksin
- Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
- Air kemih terdiri dari kira – kira 95 % air
- Zat – zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin, urobilin)
- Toksin
- Hormon
3. Mekanisme Pembentukan Urine
Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 – 125ml filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150 – 180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.
4. Tahap – tahap Pembentukan Urine
a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke seluruh ginja.
b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.
c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul. Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
2.8 Ciri-Ciri Urin Normal
1.
Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah
cairan yang masuk.
2.
Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3.
Baunya tajam.
4.
Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem urinal (urinary tract) adalah sistem saluran
dalam tubuh manusia, meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk
membersihkan tubuh dari zat-zatyang tidak diperlukan. Zat yang diolah oleh
sistem ini selalu berupa sesuatu yang larut dalam air.
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren,kidney) dengan saluran keluar urine
berupa ureter dari setiap ginjal. Ureter itu bermuara pada sebuah kandung kemih
(urinary bladder, vesica urinaria) di
perut bagian bawah di belakang tulang kemaluan (pubic bone). Urine selanjutnya dialihkan keluar melalui
sebuah urethra.
3.2 Saran
Kepada yang
membaca makalah sederhana ini, harapan saya semoga dapat memahami betul sehingga penyakit – penyakit yang berhubungan dengan
system perkemihan ini dapat di hindari.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce , Evelyn C.2006. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
Sander , Mochamad Aleq . 2004. Patologi Anatomi . Jakarta : Rajawali
Pers.
Sobotta.Atlas
Anatomi Manusia Ed.1.Jakarta : EGC.
Syaifuddin . 2003 . Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : EGC.
Wibowo , Daniel S . 2005 . Anatomi Tubuh Manusia . Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
http://zakirroshan.blogspot.com/2010/05/urinaria.html
Comments
Post a Comment